About Me

header ads

Ngaji Filsafat | Selalu Tembus! Hati-Hati Dengan Firasat Orang Mukmin


Brebes, 6 Desember 2025, Bismillah, yuk bersama kita ngaji filsafat bareng Dr. H. Fahruddin Faiz, M.Ag, artikel ini hanya sebuah pemaknaan simpulan dengan gaya bebas ala Wong Embuh dari video Dr. Fahruddin Faiz dalam sesi Ngaji Filsafat berjudul “Selalu Tembus! Hati-Hati Dengan Firasat Orang Mukmin”.


Apa itu “firasat” menurut Islam

  • Firasat kata “perasaan batin” atau “naluri hati” yang mampu “merasakan” sesuatu: keadaan, niat, atau peristiwa, bahkan sebelum nyata atau terlihat. 
  • Dalam tradisi tasawuf & ulama salaf: firasat bukan sekadar “tebak-tebakan” kosong, melainkan karunia dari Allah melalui hati yang bersih. Orang dengan iman dan kesucian hati bisa “melihat dengan cahaya Allah.” 
  • Ada hadits yang mengatakan: “Berhati-hatilah terhadap firasat orang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya Allah.” 

Artinya: firasat itu kalau memang benar lebih dari sekadar feeling biasa; ia adalah intuisi batiniah + spiritual yang muncul dari iman, kesadaran, dan kepekaan rohani.


Inti pesan dari Dr. Fahruddin Faiz

Menurut Faiz dalam kajiannya:

  • Firasat orang mukmin bisa “tembus” artinya bukan sekadar kebetulan ketika hati, akal, dan iman bersatu. Bukan cuma insting, melainkan hasil dari kehidupan spiritual: ibadah, kesucian diri, kejujuran batin.
  • Namun, firasat tidak boleh dijadikan senjata “supranatural” tanpa tanggung jawab. Bukan berarti setiap orang bisa lalu menebak masa depan seenaknya. Firasat harus dipahami dengan hikmah, adab, dan landasan iman.
  • Maka kita “berhati-hati”: menghargai firasat orang mukmin, tapi juga menyadari bahwa kemampuan itu bukan buat pamer melainkan sebagai wasilah untuk mengenali kebaikan/kejahatan, niat, dan situasi, dari kaca iman.


Firasat itu kalau dimiliki oleh orang mukmin yang ikhlas, bersih hati, dan dekat dengan Allah bisa jadi “mata batin” yang tajam: bisa menangkap getaran batin orang, melihat niat, mendeteksi kejujuran, bahkan membaca situasi. Tapi firasat bukan sulap: bukan main tebak-tebakan. Karena itu, kalau kamu mendengar firasat dari seseorang, hormati tapi juga luruskan dengan pikiran dan iman.

Intinya: punya firasat itu anugerah dari Allah. Yang penting: jaga hati, luruskan niat, dan pakai firasat sebagai alat mengenali hakikat bukan untuk menyombong.