About Me

header ads

Ngaji Filsafat 09122025 | Obat JITU Kecacatan Pikiran Oleh Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag M.Ag

 


Video berjudul “Obat JITU Kecacatan Pikiran” oleh Dr. Fahruddin Faiz membahas bagaimana pikiran manusia bisa “cacat” artinya: sering keliru, berpikir sempit, terperangkap prasangka dan asumsi  serta bagaimana cara “menyembuhkan” pikiran itu agar lebih sehat, jernih, dan selaras dengan iman & akal sehat. 


Inti Pesan & Poin Utama

  • Menurut Faiz: mayoritas manusia tidak benar-benar berpikir banyak dari kita hanya ikut arus, ikut asumsi, ikut opini, tanpa telaah mendalam. 
  • “Kecacatan pikiran” bisa muncul ketika kita membiarkan prasangka, kecemasan, trauma masa lalu, atau ego mempengaruhi cara kita melihat dunia.
  • Untuk mengobati pikiran yang “cacat”, dibutuhkan kejernihan batinkejujuran terhadap diri sendiri, dan kepekaan spiritual + intelektual bukan sekadar retorika, teori, atau pamer kecerdasan.
  • Faiz menyerukan agar kita belajar berpikir jernih: tidak gampang terprovokasi, tidak buru-buru menilai, dan tidak membiarkan emosi atau ego menguasai interpretasi kita terhadap kenyataan.


    Implikasi untuk Kehidupan Sehari-hari

    Menurut pemaparan Faiz:

    • Banyak konflik dan kesalahpahaman dalam hidup bermula dari “kecacatan pikiran” — cara pandang yang cacat, prasangka yang disangka benar, logika buruk yang kita anggap pinter.
    • Menyembuhkan “cacat” itu berarti kita harus membersihkan pikiran merefleksi, bertanya, membuka diri terhadap perspektif lain, dan menjaga kejujuran batin & akal.
    • Hasilnya: kita bisa lebih tenang dalam mengambil keputusan, lebih bijak menilai orang & situasi, serta lebih sehat dalam relasi sosial & spiritual.


      Hubungan dengan Pemikiran Filosofis & Spiritual

      Faiz bukan hanya berbicara soal psikologi sederhana — ia membawa perspektif filosofis dan spiritual: bahwa akal, hati, dan iman harus bekerja bersama. Bukan akal saja, bukan perasaan saja, bukan religiusitas fanatik saja tapi harmoni antara ketiganya.

      Pesan ini selaras dengan ajaran bahwa manusia tidak cukup mengeksploitasi kecerdasan tapi harus menjaga kebijaksanaan, kerendahan hati, dan kejernihan hati.


      Kesimpulan: “Pikiran Sehat” Itu Butuh Upaya

      Video ini mengajak kita berhenti ketika terbiasa berpikir setengah-setengah. Ia menantang kita untuk:

      • Berani menyadari bahwa pikiran bisa “cacat”.
      • Berani memperbaiki dengan refleksi, ketenangan batin, dan kejujuran.
      • Berani menjaga keseimbangan akal, iman, hati.

        Karena pikiran sehat bukan hadiah otomatis. Ia adalah hasil dari perjalanan batin dan intelektual yang sengaja dibersihkan dan dijaga.